October 31, 2025
politik

Artikel

Tahun 2025 menjadi salah satu fase paling penting dalam sejarah politik dunia modern. Krisis energi, konflik regional, dan transformasi ekonomi digital mendorong lahirnya peta geopolitik baru. Politik global 2025 bukan hanya soal rivalitas Amerika Serikat, China, dan Rusia, tetapi juga tentang peran negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam diplomasi internasional.

Artikel ini akan membahas pergeseran kekuatan politik global, peran negara-negara besar, munculnya aktor baru di panggung dunia, serta tantangan diplomasi internasional di era penuh ketidakpastian.


◆ Amerika Serikat dan China: Rivalitas Abadi

Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan besar, dengan pengaruh global di bidang militer, teknologi, dan budaya. Namun, dominasi mereka semakin ditantang oleh China.

China di 2025 terus memperkuat pengaruhnya melalui Belt and Road Initiative, investasi besar di Afrika dan Asia, serta dominasi manufaktur teknologi tinggi. Perang dagang bergeser menjadi perang teknologi, terutama di bidang AI, chip semikonduktor, dan energi terbarukan.

Rivalitas ini tidak hanya terjadi di kawasan Asia Pasifik, tetapi juga di Afrika, Amerika Latin, dan bahkan ruang angkasa, dengan kompetisi dalam pengembangan satelit dan eksplorasi luar angkasa.


◆ Rusia dan Dinamika Eropa Timur

Rusia tetap menjadi aktor penting, meski menghadapi sanksi internasional akibat konflik di Eropa Timur. Tahun 2025, Rusia berusaha memperkuat aliansi dengan China dan beberapa negara berkembang untuk mengimbangi tekanan dari Barat.

Eropa, khususnya Uni Eropa, menghadapi dilema: menjaga solidaritas internal sambil tetap mengurangi ketergantungan pada energi Rusia. Negara-negara seperti Jerman dan Prancis berusaha mengembangkan energi hijau, sementara negara Eropa Timur lebih realistis dalam hubungan dagang dengan Moskow.


◆ Timur Tengah dan Pergeseran Energi

Timur Tengah tetap menjadi pusat perhatian dunia, tetapi bukan hanya karena minyak. Tahun 2025, kawasan ini mulai beralih ke energi terbarukan, dengan investasi besar di panel surya dan hidrogen hijau.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar memainkan peran ganda: menjaga dominasi energi fosil sambil memimpin transisi energi. Namun, konflik regional antara beberapa negara tetap menjadi tantangan, meski diplomasi multilateral mulai menunjukkan hasil.


◆ Asia Tenggara sebagai Kekuatan Baru

Asia Tenggara semakin diperhitungkan dalam politik global. ASEAN berperan sebagai kekuatan kolektif yang mampu menjaga stabilitas di kawasan.

Indonesia khususnya menjadi sorotan sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan posisi strategis di jalur perdagangan dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam diplomasi regional maupun global.

Isu Laut Cina Selatan tetap menjadi ujian besar, memaksa negara-negara ASEAN menjaga keseimbangan antara kepentingan AS dan China.


◆ Afrika dan Amerika Latin Bangkit

Afrika mulai menjadi pusat investasi global. Negara-negara seperti Nigeria, Kenya, dan Afrika Selatan semakin berperan dalam diplomasi internasional, terutama terkait energi dan teknologi.

Sementara itu, Amerika Latin menghadapi dinamika politik baru. Brasil memperkuat posisinya sebagai pemimpin kawasan dengan kebijakan lingkungan ambisius, sementara Meksiko berusaha memanfaatkan kedekatan geografis dengan AS untuk memperkuat ekonominya.


◆ Isu Global: Iklim, Teknologi, dan Kesehatan

Politik global 2025 juga ditentukan oleh isu-isu universal. Perubahan iklim menjadi prioritas, dengan negara-negara saling menekan untuk menepati komitmen emisi nol karbon.

Teknologi, khususnya AI dan bioteknologi, menjadi medan persaingan sekaligus kerja sama. Negara maju bersaing dalam inovasi, sementara negara berkembang berusaha agar tidak tertinggal dalam revolusi digital.

Kesehatan global juga tetap penting setelah pandemi. WHO mendorong pembentukan sistem kesehatan global yang lebih tangguh agar dunia siap menghadapi krisis kesehatan di masa depan.


◆ Kesimpulan dan Penutup

Politik global 2025 adalah cerminan dunia yang semakin multipolar. Amerika Serikat, China, dan Rusia tetap berperan besar, tetapi peran negara berkembang semakin menentukan arah geopolitik.

Dengan tantangan perubahan iklim, teknologi, dan keamanan, diplomasi internasional dituntut lebih adaptif, kolaboratif, dan berorientasi pada solusi jangka panjang.

Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara punya peluang besar untuk menjadi jembatan diplomasi global, bukan hanya penonton, tetapi juga pemain penting di panggung dunia.


◆ Referensi

  • Wikipedia: Geopolitics

  • Wikipedia: International relations