
kanglintang.com – Kesempatan Nathan Tjoe‑A‑On merapat ke kasta kedua Liga Denmark bersama Lyngby Boldklub dipastikan batal. Meski lolos tes medis dan mengikuti sesi latihan, baik Lyngby maupun sang bek sayap asal Timnas Indonesia sepakat untuk tidak melanjutkan proses kontrak.
Kryonologi Pembatalan – Lolos Tes Medis, Tapi Tidak Jadi Kontrak
Nathan tiba di Kopenhagen dengan harapan besar. Sesuai kabar, ia sudah menyelesaikan tes medis dan ikut sesi latihan uji coba, menandakan kompatibilitas fisik dan teknik awal yang positif.
Namun, pada Rabu lalu, Lyngby resmi mengumumkan bahwa kedua pihak sepakat bahwa “ini bukan kecocokan yang tepat”, sehingga kontrak urung ditandatangani meski tes medis sudah dinyatakan bagus.
Pernyataan resmi klub menyatakan bahwa meski perhatian media internasional tinggi, keputusan diambil secara profesional dan matang, tanpa menyebut secara spesifik faktor penyebab kegagalan negosiasi.
Apa Alasan di Balik Pembatalan Kontrak?
Meski tidak disebutkan secara gamblang, berbagai media seperti Detik, Tempo, BolaSport, dan OneFootball sepakat: negosiasi kontrak gagal karena tidak mencapai kata sepakat—bisa jadi terkait durasi kontrak, peran di tim, atau gaji.
Lyngby hanya menyampaikan bahwa “kedua pihak tidak cocok”, tanpa menjelaskan detail—menunjukkan bahwa pembicaraan kemungkinan mencapai blok akhir dalam penawaran.
Adapun tes medis sukses dan latihan uji coba berjalan lancar, sehingga pembatalan lebih bisa ditujukan pada aspek komersial atau teknis taktis, bukan faktor kesehatan atau performa.
Dampak Pembatalan bagi Karier Nathan
1. Kehilangan Kesempatan di Eropa
Batalnya ke Lyngby menyudahi satu kesempatan bagi Nathan untuk kembali unjuk kemampuan di kompetisi Eropa. Usai dilepas Swansea City dan minim menit bermain, ini seharusnya jadi kesempatan comeback.
2. Status Tanpa Klub
Nathan kini resmi berstatus tanpa klub sejak 1 Juli 2025, setelah kontraknya berakhir atau diputus di Swansea. Meski demikian, peluang masih terbuka: pasarnya musim panas belum berakhir, dan masih ada banyak klub yang mungkin berminat.
3. Dampak psikologis dan implementasi strategi
Kegagalan ini bisa jadi momentum introspeksi. Nathan perlu mengevaluasi strategi agensi dan memilih klub yang benar-benar siap mengakomodasi gaya main dan kontinyuitas menit bermainnya.
Nathan & Rekam Jejak Eropa – Peluang Menguatkan Posisi di Timnas
Nathan mengawali karier profesional bersama Excelsior (Belanda), masuk tim utama sejak 2019, lalu hijrah ke Swansea pada 2023. Sayang, ia hanya bermain 127 menit total dan dipinjamkan ke Heerenveen dengan hanya 15 menit bermain.
Namun, kontribusinya di Timnas Indonesia tetap positif: 12 caps sejak debut di Maret 2024, dan terlibat di kualifikasi Piala Dunia serta U-23 AFC.
Saat ini, fokus utama Nathan harus kembali ke kualitas permainan, latihan intensif, dan mencari klub yang memberikan jam terbang, guna menjaga peluang di skuat nasional.
Empat Arah Strategi untuk Nathan ke Depan
-
Cari klub baru di Eropa atau Asia
Meski Denmark gagal, Nathan bisa melirik Liga Belanda (Eredivisie/Divisi-2) atau Asia—terutama Jepang/Korea—untuk mendapatkan posisi starter. -
Fokus pada latihan dan showcase
Mungkin melalui trial di klub-klub Eropa tengah atau Asia, juga mengikuti showcase privat untuk impresi langsung manajemen. -
Koordinasi dengan agensi
Agensi harus lebih proaktif menempatkan kontrak yang realistis—mengedepankan peran konkrit di klub, bukan hanya nama besar. -
Manfaatkan status Timnas
Kesempatan bermain di timnas membuat nilai jualnya tetap tinggi; ini bisa jadi modal dalam negosiasi klub berikutnya.